Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Nusantara

Maraknya kasus Perundungan, Legislator Soroti Pendidikan Karakter Siswa

×

Maraknya kasus Perundungan, Legislator Soroti Pendidikan Karakter Siswa

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf. (Foto: Dokumentasi Antara)

Since24news.com |Jakarta – Dugaan perundungan di SMA Binus Simprug seolah menambah panjang kasus perundungan yang terjadi pada remaja dan pelajar. Menyoroti hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengaitkannya dengan pendidikan karakter bagi siswa.

“Ya pendidikan karakter ini dilakukan secara kolaborasi. Antara orang tua, guru dan pihak sekolah,” kata Dede dalam keterangannya, Rabu (24/9/2024).

Example 325x300

Komisi X mendorong pemerintah memperbanyak program atau event bagi anak remaja. Dede menilai kegiatan seperti ekstrakurikuler dapat ikut membentuk karakter siswa.

Selain itu, ia juga mengusulkan agar kegiatan murid di luar ruangan diperbanyak. Sehingga fungsi motorik atau energi anak lebih maksimal dicurahkan untuk hal positif.

“Pihak sekolah bisa menghidupkan kembali ekskul seperti Pramuka, tapi Pramuka harus ada kegiatan di luar ruangannya bukan hanya soal baju. Intinya dimaksimalkan aktivitas luar ruangan agar dapat membentuk pendidikan karakter yang baik,” ujarnya.

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini juga menilai pemerintah dapat memaksimalkan program untuk anak sekolah di luar pembelajaran reguler siswa, terutama bagi siswa usia remaja. Menurutnya, selain agar siswa bisa menyalurkan energi untuk hal positif, hal tersebut juga dapat memaksimalkan peran generasi muda.

“Negara terus konsen bahwa anak membutuhkan pelampiasan energi besar mereka melalui aktivitas positif di luar ruangan. Ketika tidak ada aktivitas mereka larinya nongkrong dan menimbulkan tindakan bullying,” ucapnya.

Dede mengingatkan, bahwa ada banyak anggaran pendidikan yang tersebar di berbagai kementerian. Khususnya dalam hal pembinaan bagi generasi muda.

Tidak hanya di Kemendikbud, anggaran tersebut juga ada di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Lalu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPA), serta Kementerian Agama.

“Yang saya lihat, akhirnya anggaran-anggaran apapun yang dimiliki semua kementerian sifatnya hanya membuat festival-festival internal ataupun sekadar glorifikasi dari kementerian itu sendiri. Padahal yang kita butuh itu adalah spending budget itu untuk masyarakat,” katanya. (Snc)

Total Views: 1663
Example 325x300Example 325x300