Since24News.com|Jakarta – Gus Miftah meminta maaf atas ucapannya mengolok-olok penjual es teh bakul. Permintaan maaf itu disampaikan Gus Miftah usai ditegur Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya.
“Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum,” kata Gus Miftah dalam video permintaan maafnya, Rabu (4/12/2024).
Ulama kelahiran Lampung, 5 Agustus 1981 itu awalnya menyampaikan permintaan maaf atas perkataannya terhadap penjual es teh. Gus Miftah menyebut dirinya sosok yang sering bercanda.
“Saya Miftah Maulana Habiburrahman, menanggapi yang viral hari ini. Pertama, dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya. Saya memang sering bercanda dengan siapapun,” ucap Gus Miftah.
Karena itu, Gus Miftah mengaku ingin meminta maaf secara langsung kepada penjual es teh tersebut. Dia berharap bisa dibukakan pintu maaf.
“Oleh karena itu, atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung. Mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” sambung Gus Miftah dalam videonya.
Dia juga meminta maaf kepada masyarakat soal kegaduhan yang telah ia perbuat. Dia mengatakan kejadian ini menjadi introspeksi untuk dirinya sebagai manusia.
“Kemudian yang kedua, saya juga minta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu atas candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat berlebihan. Untuk itu, saya juga minta maaf,” kata Gus Miftah.
“Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat,” tuturnya.
Diketahui, Gus Miftah melontarkan ucapannya yang mengolok-olok penjual es teh saat memberikan ceramah di area pondok pesantren di Magelang, Jawa Tengah. Ulama yang identik dengan rambut gondrongnya itu, semula memanggil penjual es teh bakulan yang berjualan di antara para jamaah.
“Es teh kamu masih banyak nggak? Masih? Yaudah dijual lah *****,” ucapnya diakhiri dengan satu kata yang dinilai seperti umpatan dan kasar.
Usai Gus Miftah bicara itu, suara suara tawa dari orang-orang yang hadir terdengar. Ketika kamera beralih ke penjual es teh tersebut, terlihat perubahan ekspresi dari wajah bapak penjual es. (Snc)