Since24News.com|Teheran – Pemimpin Hamas, Kepala Bidang Politik Ismael Haniyeh tewas saat berada di Teheran, Iran, Rabu kemarin. Ia dilaporkan terbunuh dalam serangan “proyektil yang dikendalikan dari jarak jauh”, di kediamannya di ibu kota Iran tersebut sekitar pukul 02:00 dini hari waktu setempat.
Hamas dan Iran dengan tegas menunjuk Israel sebagai pelakunya. Hal ini dikhawatirkan semakin memperparah ketegangan di Timur Tengah yang memang telah membara karena serangan Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober, membangkitkan proksi perlawanan untuk semakin agresif di kawasan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian berjanji membuat Israel “menyesali” pembunuhan yang dilakukan ke pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Ia sendiri menyebut tindakan tersebut “pengecut”.
“Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya,” tegasnya di laman X.
“Membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka,” tambahnya.
Dalam pernyataan lengkap di media pemerintah, ia juga menyanjung mendiang Haniyeh. Menurutnya, Iran juga berduka atas kematian sosok tersebut.
“Hari ini, Iran yang terkasih sedang berduka atas orang yang turut berbagi kesedihan dan kegembiraannya, pendamping setia dan bangga di jalan perlawanan, pemimpin pemberani perlawanan Palestina, martir al-Quds, Haj Ismail Haniyeh,” tambahnya dimuat Al-Jazeera.
“Kemarin saya mengangkat tangannya yang penuh kemenangan dan hari ini saya harus menguburnya di pundak saya,” ujarnya lagi.
“Kemartiran adalah seni para hamba Tuhan. Ikatan antara dua negara yang bangga, Iran dan Palestina, akan lebih kuat dari sebelumnya, dan jalan perlawanan dan pembelaan bagi yang tertindas akan ditempuh lebih kuat dari sebelumnya,” jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan “darah Haniyeh tidak akan pernah terbuang sia-sia”. Nasser Kanaani menyebut, ini akan semakin membuat ikatan para pejuang tak terpatahkan antara Teheran, Palestina dan kelompok perlawanan lain.
Sementara itu, mantan kepala Pasukan Garda Militer Iran (IRGC), Mohsen Rezaei, menyebut Israel akan membayar harga yang mahal atas pembunuhan Haniyeh. Ia mengatakan anggapan yang bodoh jika kematian Haniyeh dikira bisa menghentikan perlawanan, seraya menyebut Israel genk kriminal.
“Kemartiran ini menjadi bukti nyata betapa hinanya geng kriminal Tel Aviv, mulai dari membunuh wanita, anak-anak, dan orang tua Palestina, melanggar hak asasi manusia, hingga melanggar batas-batas hukum negara dan hukum internasional dengan membunuh pemimpin-pemimpin populer bangsa-bangsa,” katanya.
“Betapa bodohnya mereka yang mengira bahwa unjuk kekuatan yang hina seperti ini dapat menutupi kelemahan dan ketidakberdayaan mereka dalam konfrontasi heroik dengan anak-anak Palestina yang pemberani dan tak terkalahkan. Israel akan membayar harga yang mahal,” tambahnya. (Snc)