Since24News.com|Simalungun – Menjelang akhir tahun 2024 Kementerian Agama (Kemenag) Simalungun mendapat catatan terburuk dari warga Tanoh Habonaron Do Bona. Salah seorang Pejabat tinggi di Kemenag Simalungun melakukan pelecehan seksual terhadap Ketua Persatuan Guru Madrasah (PGM) kabupaten Simalungun (DD).
Terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap DD saat usai mengikuti kegiatan peringatan Hari Santri di kecamatan Bandar Huluan, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada Selasa (22/10/2024) lalu, Zunaidi Sitorus selaku Kepala Kantor Urusan Agama (Ka.KUA) selaku pihak yang melakukan pelecehan kini harus bersedia dan menunggu sanksi tegas yang akan diberikan Kemenag kepadanya sebagai ganjaran dari perbuatannya yang dianggap kurang bermoral.
Peristiwa ini menjadi tugas dan PR bagi Bahrum Saleh selaku Kepala Kantor Kemenag Simalungun (Kakan Kemenang). Baru satu bulan dilantik menjadi Kakan Kemenag Simalungun menggantikan Ahmad Sofian, Bahrum dihadapkan dengan perkara Amoral dari salah seorang pejabat di lingkungan tugasnya.
Pasca keberatannya yang diberitakan di beberapa media, DD sebagai pihak korban akhirnya dipertemukan dengan Zunaidi Sitorus di Kantor Kemenag Simalungun, kecamatan Siantar pada hari Rabu (23/10/2024) sore yang diinisiasi oleh Kakan Kemenag Bahrum Saleh.
Dari video amatir rekaman pertemuan tersebut Bahrum mengatakan bahwasannya persoalan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Zunaidi tersebut telah sampai ke pihak Kanwil Sumut dan Kemenag RI Pusat.
“Saya sudah dihubungi dari berbagai pihak termasuk Kanwil, sebagai orangtua di lingkungan Kemenag Simalungun saya mau menyelesaikan hal ini dan meminta maaf jika ada jajaran saya yang berperilaku salah,” kata Bahrum dalam cuplikan video tersebut.
“Ada juga surat pemberitahuan yang sudah masuk ke Kanwil Sumut bahwa hari Jumat ini akan ada aksi unjuk rasa terkait kejadian ini jadi saya diminta namanya kita semua satu atap ya, untuk segera menyelesaikan masalah ini dan supaya aksi unjuk rasa itu dipending,” sambung Bahrum.
Meskipun telah melakukan pertemuan dan disaksikan beberapa Pejabat lingkungan Kemenag Simalungun, DD yang telah merasa harga dirinya direndahkan secara langsung oleh Zunaidi tidak serta merta menganggap persoalan tersebut telah selesai.
Dua dari beberapa tuntutan dilontarkannya agar persoalan Amoral tersebut dapat selesai dan berakhir sekaligus sebagai cambuk besar bagi Zunaidi Sitorus, diantaranya ‘Meminta dan mendesak agar Zunaidi Sitorus segera dicopot dari jabatannya, yang Kedua; Pelaku (Zunaidi Sitorus) harus datang ke rumah kediaman DD didampingi Istri dan KaKan Kemenag Simalungun untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada DD,’ hal tersebut harus dilakukan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi akibat imbas dari perbuatan Ka.KUA Tapian Dolok tersebut.
Zunaidi Sitorus ketika dikonfirmasi hasil dari pertemuan yang diinisiasi oleh Kakan Kemenag Simalungun, enggan memberikan komentar dan memilih diam.
Bahrum Saleh juga saat ditanyai apakah Kemenag (Kanwil/Simalungun) akan merealisasikan tuntutan yang diminta oleh korban pelecehan seksual tersebut, hingga saat ini belum memberikan komentar.
Sebelumnya diberitakan bahwa Zunaidi Sitorus melakukan pelecehan seksual terhadap DD Ketua PGM Simalungun saat usai menghadiri kegiatan Hari Santri Nasional di kecamatan Bandar Huluan. Saat itu Zunaidi yang satu mobil dengan Juhrizal Kepala MTS Negeri2 Serapuh memanggil DD untuk menghampiri mobilnya. Seketika DD datang menghampiri dan menanyakan ada apa bang? Namun dengan tertawa Zunaidi langsung berkata kepada Juhrizal “Lihatlah Zal t***k Kak DD sudah turun kali” dan langsung ditanggapi oleh Juhrizal dengan tertawa. (Snc)