Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Internasional

Pemimpin Hamas Terbunuh, Bukti Iran Kebobolan

×

Pemimpin Hamas Terbunuh, Bukti Iran Kebobolan

Sebarkan artikel ini
Gbr : peti jenazah pemimpin Hamas ismail Haniyeh diarak di Teheran.

Since24News.com|Teheran – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara yang diduga dilakukan Israel di Teheran, Iran pada Rabu (31/7).

Kematian dia memicu spekulasi tingkat keamanan di Iran mengingat Haniyeh adalah tamu asing dan bos Hamas. Kelompok ini disebut-sebut sebagai proksi Iran yang melawan Israel.

Insiden serangan juga terjadi tak lama usai Iran melantik presiden terpilih yang menjadi simbol pemerintahan baru.

Serangan terhadap Iran hingga menyebabkan sang tamu tewas mengancam peran negara itu sebagai kekuatan regional karena tak bisa menjamin keselamatan sekutu saat berkunjung.

Lalu, apakah kematian Haniyeh adalah bentuk kebobolan Iran dari segi keamanan dan intelijen?

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan dalam insiden ini Iran kebobolan.

“Ini tentu memalukan ya dari pihak Iran sendiri karena tokoh, tamu undangan mereka dibunuh di wilayah Iran yang bisa saja menunjukkan ‘kebobolan’ baik dari sisi intelijen,” kata Yon dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (1/8).

Haniyeh tewas dalam serangan rudal di kediamannya. Dari berbagai sumber, lokasi itu disebut state guest atau tempat untuk tamu kenegaraan.

Hamas menuding Israel sebagai dalang pembunuhan itu. Namun, dalam pidato resminya, Netanyahu tak mengonfirmasi maupun membantah tuduhan tersebut.

Iran juga merupakan musuh bebuyutan Israel sejak lama. Mereka sempat terlibat saling serang pada April lalu.

Yon mempertanyakan kerja-kerja intelijen Iran sehingga rudal bisa menyasar ke tempat menginap Haniyeh.

“Kan tidak mungkin senjata langsung dikirim dari Israel terlalu jauh. Bisa saja melibatkan pihak-pihak yang berkolaborasi dengan Israel,” ujar dia.

Yon menduga pihak itu adalah agen badan intelijen Israel, Mossad, yang menjadi mata-mata di Iran.

Selain masalah intelijen, Yon juga menyoroti tingkat keamanan Iran, yang berkaitan dengan militer dalam hal ini Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).

“Iran secara umum masih kuat tetapi wilayah yang terbuka. Secara keamanan riskan sehingga yang terjadi pembunuhan Haniyeh,” kata dia.

Yon lantas membandingkan keberadaan Haniyeh saat di Qatar atau China. Di dua negara ini, dia tak mengalami apa pun karena keamanan dijaga ketat dan cukup berisiko bagi Israel jika melakukan serangan.

Israel bisa jadi bulan-bulanan dunia jika membunuh Haniyeh di Qatar maupun China. Kedua negara ini merupakan negara kuat dan memiliki hubungan dengan Israel.

Pengamat HI yang juga dari UI, Sya’roni Rofii, mengatakan pembunuhan Haniyeh di Teheran menunjukkan kelemahan Iran.

“Bagi Iran ini tentu menunjukkan sisi lemah pertahanan. Serangan dari luar tak bisa diantisipasi sebagaimana mestinya,” ungkap dia.

Iran hingga kini belum memberikan keterangan atau kronologi pembunuhan Haniyeh. Mereka hanya menyebut penyelidikan terus dilakukan.

Jika betul Iran kebobolan maka insiden ini akan mempermalukan IRGC sekaligus kredibilitas negara tersebut sebagai salah satu kekuatan di Timur Tengah.

Israel sementara itu terus melancarkan serangan ke luar wilayah selain Gaza.

Khusus soal serangan di Iran,Sya’roni memandang dugaan gempuran Israel merupakan kombinasi operasi intelijen dan militer.

Sejauh ini, Israel berhasil menyasar tokoh-tokoh kunci dari para musuhnya. Misalnya kepala militer Hamas Mohammed Deif, komandan senior Hizbullah Fuad Shukr atau Sayyid Muhsan yang tewas di Beirut dan dua komandan pasukan khusus Angkatan Bersenjata Iran.

Di pekan terakhir bulan Juli, pasukan Israel juga menggempur pangkalan militer Houthi di Pelabuhan Hudaidah. (Snc)

Total Views: 799 ,