Since24News.com|Pematangsiantar – Puluhan warga Pematangsiantar menggelar aksi 1.000 lilin di Pelataran Mapolres Pematangsiantar, Senin (23/6/2025) malam.
Aksi ini merupakan bentuk ekspresi duka atas misteri hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun, putra asal Siantar yang mengabdi sebagai perwira Polri di Papua Barat.
Iptu Tomi Samuel Marbun hilang dengan banyak kejanggalan. Pria 31 tahun itu awalnya dikabarkan hilang saat Operasi Militer melawan KKB di Teluk Bintuni, Papua Barat pada 18 Desember 2024.
Kebetulan Tomi memang bertugas sebagai Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni.
Simpang siur merebak, mulai dari hilang karena tergelincir ke Sungai Rawara, Kecelakaan kapal boat, hingga ke hal-hal lain yang di luar perkiraan keluarga semula.
Dengan secarik kertas, bunda Iptu Tomi, Elfrida Gultom mengucapkan terima kasih kepada warga Pematangsiantar dan juga Kapolres AKBP Sah Udur Sitinjak yang menerima keluarga dan rombongan untuk menggelar aksi demo dan teatrikal 1000 lilin di pelataran Mapolres Pematangsiantar.
“Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya dari keluarga Iptu Tomi kepada warga Pematangsiantar dan juga kepada amang/inang semuanya, kakak/abang dan adik kami, yang semuanya ambil bagian dalam menuntut keadilan terhadap anak kami Iptu Tomi Samuel Marbun,” kata Elfrida.
Elfrida juga mendoakan agar semua kalangan masyarakat yang terdiri dari warga sekampung, semarga dan adat budaya serta tokoh masyarakat yang ambil bagian dalam aksi ini mendapat perlindungan Tuhan.
“Semoga Tuhan melindungi kita agar tetap sehat dan semua yang kita lakukan tetap dalam perlindungan Tuhan,” sambung Elfrida.
Seorang pendeta yang ikut memanjatkan doa pada aksi ini berharap kiranya apa yang dialami Iptu Tomi Samuel Marbun tidak akan pernah terjadi di jajaran Polres Pematangsiantar.
“Jangan lagi apa yang terjadi dengan saudara kami Tomi, terjadi lagi di Polres Pematangsiantar. Tidak ada lagi polisi yang hilang atau dihilangkan,” ucap pendeta dalam doanya.
Kapolres AKBP Sah Udur Sitinjak yang berdiri bersama keluarga Iptu Tomi Samuel Marbun mengaku merasakan duka yang dialami keluarga selama tujuh bulan. (Snc)