Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 325x300
InternasionalTokoh

Siapa Ismail Haniyeh Pemimpin Hamas Yang Tewas Dibunuh di Iran

×

Siapa Ismail Haniyeh Pemimpin Hamas Yang Tewas Dibunuh di Iran

Sebarkan artikel ini
Gbr : Ismail Haniyeh Pemimpin Hamas yang tewas tewas di Iran, Rabu (31/7/2024) pagi waktu setempat.

Since24News.com|Teheran – Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, dinyatakan tewas dalam sebuah serangan di Iran pada Rabu (31/7) pagi waktu setempat.

Sebuah pernyataan dari Departemen Hubungan Masyarakat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan serangan itu terjadi pagi hari. Penyebab insiden juga masih diselidiki.

Pernyataan Hamas mengatakan “serangan Israel” menewaskan pemimpin kelompok Palestina itu di kediamannya di Teheran.

Sebelumnya pada Selasa (30/7), Haniyeh disebut menghadiri pelantikan presiden baru Iran dan bertemu dengan Pemimpin tertinggi Iran.

Ismail Haniyeh merupakan politikus Palestina dan pemimpin Hamas yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina (PA) pada tahun 2006-2007 setelah Hamas menang pemilu parlemen.

Haniyeh menjabat sebagai pemimpin pemerintahan de facto di Jalur Gaza pada 2007 sampai 2014. Pada tahun 2017, dia dipilih untuk menggantikan Khaled Meshaal sebagai kepala biro politik Hamas.

Dilansir dari Britannica, Haniyeh menghabiskan masa kecilnya di kamp pengungsi Al Shati di Jalur Gaza, tempat dia dilahirkan.

Seperti anak-anak pengungsi Palestina pada umumnya, Haniyeh dididik di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA).

Pada tahun 1981, Haniyeh mendaftar di Universitas Islam Gaza, tempatnya belajar sastra Arab. Dia juga aktif dalam politik mahasiswa, memimpin perkumpulan mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.

Ketika kelompok Hamas terbentuk pada 1988, Haniyeh adalah salah satu anggota pendiri termuda. Dia ditangkap oleh Israel pada 1988 dan dipenjara selama enam bulan karena terlibat dalam intifada pertama.

Dia ditangkap lagi pada 1989 dan dipenjara hingga dideportasi ke Lebanon selatan pada 1992. Haniyeh kembali ke Gaza pada 1993 setelah Perjanjian Oslo.

Peran kepemimpinan Haniyeh di Hamas dimulai pada 1997, ketika ia menjadi sekretaris pemimpin spiritual kelompok itu, Sheikh Ahmed Yassin.

Pada 2019, Haniyeh meninggalkan Jalur Gaza dan mulai tinggal di Turki dan Qatar, mewakili Hamas di luar negeri.

Selama perang Israel-Hamas, Haniyeh memimpin delegasi Hamas dalam negosiasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir. April 2024 lalu, tiga anak Haniyeh dan empat cucunya tewas dalam serangan Israel. (Snc)

Total Views: 1374