Since24News.com|Simalungun – Budi Darmawan selaku Manajer unit kebun Marjandi PTPN IV yang berada di kabupaten Simalungun menjadi bahan sorotan, hal itu dikarenakan pihaknya diduga melakukan penelantaran terhadap tanaman belum menghasilkan (TBM) yang sedang berbuah pasir di areal ratusan hektar, persisnya di Afdeling 1 kawasan Nagahuta.
Amatan Since24News.com di lokasi tampak tanaman sawit yang sedang berbuah pasir tersebut dikelilingi tanaman hama (Gulma) dan sawit liar serta tanaman hama lainnya.
Menurut salah seorang Warga di lokasi kebun yang merupakan pensiunan pekerja kebun mengatakan seharusnya TBM yang telah berbuah pasir sudah dipiringi.
“Harusnya sudah piringan tanaman itu agar proses pemupukan dapat berjalan optimal dan pupuk benar-benar diserap oleh tanaman sawit dan tidak terganggu oleh tanaman hama, kalau melihat kondisi yang sekarang ini di Afdeling 1 tampak tanaman itu tidak terawat, maka nanti hasilnya pun bisa tidak sesuai target dan tidak optimal,” ucap Bapak tersebut.
Ditambahkannya, “Semua proses yang ada di wilayah Kebun PTPN itu sudah diprogramkan dan anggarannya juga sudah disiapkan sehingga tidak ada istilah atau seolah taman itu tidak terawat, sebelum tumbuh tanaman hama sudah dilakukan pencegahan, jadi kalau sudah seperti ini ya pantas kita pertanyakan kalau dana perawatan itu dikemanakan,” sambungnya.
Kondisi TBM yang sedang berbuah pasir yang tidak terawat tersebut menimbulkan dugaan bahwa pihak Manajemen dalam hal ini Manajer unit kebun Marjandi Budi Darmawan melakukan tindakan korupsi atas dana perawatan dan pemeliharaan TBM yang berada di wilayahnya khususnya Afdeling 1.
Hal ini menimbulkan desakan agar pihak Distrik dan Dirut PTPN IV segera melakukan evaluasi terhadap kondisi TBM di Afdeling 1 dan segera melakukan pemeriksaan atas kinerja Manajer, Askep dan Asisten Afdeling 1 unit kebun Marjandi.
Mhd.Julyanda selaku Asisten Kepala (Askep) ketika dikonfirmasi terkait kondisi TBM di Afdeling 1 menampik kalu pihaknya melakukan pembiaran dan penelantaran.
“Tbm marjandi tidak ada pembiaran dan selalu dilaksanakan perawatan sesuai jadwal dan diawasi melalui pencitraan udara,” ucap Sang Askep melalui keterangan tertulisnya, Rabu (5/3/2025). Penjelasan Julyanda tersebut terkesan membela dan membenarkan diri karena apa yang disebutkannya berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan.
Manajer unit kebun Marjandi Budi Darmawan ketika dikonfirmasi Media ini Rabu (5/3/2025) hingga kini belum bersedia memberikan tanggapan. (Snc)
