Since24News.com|Simalungun – Salah seorang Kepala Sekolah di kecamatan Tanah Jawa, kabupaten Simalungun, membeberkan adanya tindakan dugaan pungutan liar (Pungli) yang dilakukan oleh Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Tanah Jawa Roberton Saragih, terhadap seluruh Siswa-Siswi Pendidikan dasar di wilayah kepemimpinannya.
Pungli yang dilakukannya pun mengharuskan setiap Siswa untuk memberikan uang sejumlah 10 Ribu rupiah yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Contohnya Siswa saya ada 320 Orang maka setiap pencairan dana BOS, saya harus menyetorkan uang sejumlah Rp. 3.200.000,- (Tiga Juta Dua Ratus Ribu Rupiah) dan itu diambil dari dana BOS,” bilang salah seorang Kepala Sekolah yang meminta identitasnya disembunyikan tersebut.
“Belum lagi dana saat rekon dan jika ada tamu-tamu yang datang,” sambungnya.
Dugaan pungli yang dilakukan oleh Roberto Saragih selaku Korwil jelas sangat mencoreng nama baik dunia Pendidikan di Nusantara khususnya kabupaten Simalungun. Dunia Pendidikan yang dibantu oleh program Pemerintah melalui dana BOS seharusnya Merdeka tanpa ada intervensi dari pihak manapun dalam menggunakan anggaran yang dikucurkan oleh Pemerintah.
Selain itu, Pungli adalah salah satu tindakan melawan hukum yang diatur dalam undang-undang nomor 31 tahun 1999 junto. Undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Pungutan liar adalah termasuk tindakan korupsi dan merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang harus diberantas.
Pemkab Simalungun, dibawah kepemimpinan Bupati H. Anton Achmad Saragih diminta serius dan tanggap akan seluruh jajarannya yang bertentangan dengan program Pemerintah, khususnya bagi oknum yang sengaja mengambil keuntungan dengan melakukan tindakan pungli.
Bupati diminta segera mencopot seluruh jajarannya yang melakukan pungli dan memproses secara hukum yang berlaku.
Dugaan pungli yang dilakukan Roberto Saragih Korwil Pendidikan Tanah Jawa semakin kuat manakala dirinya Ketika dikonfirmasi atas kebenaran informasi tersebut tidak berkenan memberikan tanggapan. Hingga berita ini diterbitkan Roberto lebih memilih bungkam. (Snc)